Rabu, 06 April 2011

kenapa harus menulis?


Kenapa harus menulis?? Pertanyaan singkat ini begitu sederhana. Namun jika kita coba menjawabnya maka panjang rentetannya.
Oke saya coba membahas tentang berpikir terlebih dahulu, sebelum saya membahas tentang menulis. Kebanyakan orang diluar sana adalah pemikir. Intelektual seperti itu sebutannya. Tapi pemikiran yang mereka bawa banyak yang mubazir. Mengapa? Karena hasil pemikiran itu hanya diam, tersimpan di memori saja. Jadi tak ada yang tahu apa sebenarnya pemikiran yang kita punya.
Selanjutnya seorang pembaca, orang –orang yang punya hobi membaca pasti setuju bahwa membaca itu mengasikan, dan saya termasuk didalamnya. Namun lain hal menurut mereka yang tidak hobi membaca, mungkin mereka lebih memilih untuk lari 10 putaran dari pada membaca. Kalaupun mereka membaca, itu pun karena sebuah keterpaksaan. Seperti untuk tugas kuliyah atau tugas sekolah.
Lalu pembicara, ini lebih sulit lagi. Dan hanya orang-orang yang memiliki kepercayaan tinggi dan kapasitas rela malu lah yang berminat menjadi seorang pemberani bicara. Dan ini pun membutuhkan karisma sebagai bahan peyakin, agar orang dapat yakin atas apa yang kita bicara kan
Yang mudah itu menulis. Kenapa saya bilang begitu? Anda hanya perlu menggoreskan tinta pena hitam anda di atas sebuah kertas putih. Dimanapun, kapanpun dan dalam keadaan apapun. Mudah bukan? Di pasar misalnya, anda dapat membuat sebuah tulisan mengenai kerasnya permainan pasar, atau mengambil sebuah future mengenai seorang penjual tempe yang sukses menyekolahkan anaknya ke Cairo. Menarik bukan? Inilah dunia menulis. Bahkan dari seekor ulat pun anda bisa membuatnya menjadi sebuah tulisan yang memotivasi. Tidak butuh pemikiran yang njlimet. Tidak juga harus hobi membaca atau berbicara.
Dari pembeberan di atas jelas bahwa saya menganjurkan kepada kalian semua untuk menulis. Yah dan inilah jawaban atas pertanyaan pertama kita tadi. Pikiran dan ide yang memenuhi kepala anda itu laksana kuda liar yang siap berlari kesana ke mari. Karena itu, ikatlah kuda liar bernama ide dan gagasan tadi dengan sebuah tali kuat bernama tulisan. Sebuah penelitian menyebutkan, setiap hari, kepala otak manusia di hinggapi seribu ide dan gagasan. Ide yang dimanfaatkan tak lebih dari 1 persen! Lantas, ke mana yang lain? Tentu saja lari. Dan anda pun tinggal gigit jari...
Nah sekarang jelas sudahlah tujuan saya menulis tulisan ini tak lain untuk mengajak kalian semua untuk menulis mulai sekarang. Terserah kalian, ingin menjadi penulis yang seperti apa. Anda bisa menjadi seperti Andrea Hirata yang membuat tulisan dari sebuah pengalaman hidup. Atau seperti Habiburrahman yang menulis mengenai indahnya cinta dalam nanungan islam.
Banyak keuntungan juga yang anda dapatkan dari menulis. Antara lain: pemproduksi gagasan produktif, kepuasan batin, nama dikenal orang, menjernihkan pikiran, memberikan informasi dan bekerja untuk keabadian.
Lalu timbul lagi pernyataan, “Menulis sendiri kurang semangat rasanya”, statement ini biasanya dilontarkan oleh mereka yang sulit menulis. Mereka membutuhkan sebuah komunitas yang di dalamnya berkumpul para penulis. Dengan adanya teman menulis, motivasi kita untuk terus menulis sebuah karya yang baru akan terus berpacu. Mungkin sebuah komunitas atau pelatihan menulis dapat menjadi masukan yang bagus.
Seperti halnya pelatihan menulis yang sekarang saya ikuti. Sebuah pelatihan yang menuntut pruduktivitas para penulis. Berikut sedikit tulisan mengenai pelatihan yang saya ikuti:
Allahuakbar!! Semangat takbir kaizer menggelegar menghapus keheningan kampus UNIB sore itu, selasa (01/02) ba’da ashar diruang 4 Gedung Kuliah Bersama 2. Begitu bersemangat. Pelatihan menulis Kaizen seperti biasa berlangsung sore itu, hanya saja saat itu ada yang spesial.
Mulai dari para kaizers dan sang motivator Mardi Shendra. Kak Endi begitu panggilan akrabnya, sore itu begitu bersemangat memberi motivasi pada para kaizers. Seperti biasa sedikit muqadimah kemudian motivasi menulis diberikan kak Endi. Kemudian masuk pada konsep harian kaizer. Konsep yang dikemas menarik agar jalan dan inspirasi menulis datang dan terasah. Konsepnya menarik? Ya benar sekali. Konsep diskusi dan debat sebagai contoh. Konsep ini komunikatif sekali. Dari hasil diskusi dan debat para kaizers selain sebagai penambah wawasan juga dapat digunakan sebagai bahan tulisan.
‘menulis” inilah mision kaizen. Mencoba merangkai kata demi kata menjadi kalimat yang indah. Mencoba menyusun kalimat demi kalimat menjadi bacaan yang berkarakter. Dan menyuguhkan kehangatannya untuk publik. Melakukan jalan dakwah melalui sebuah tulisan yang di kemas secara renyah.
Dari diskusi ringan inilah tercetus sebuah misi yang yang indah. Mendirikan sebuah perusahaan menulis dan mempublikasikannya pada dunia. Impian yang luar biasa ini akan di mulai dari sebuah jejaring sosial, FB! Berawal dari postingan-postingan ringan hingga kemudian menjadi sebuah paper yang menarik untuk dibaca. Terencana dengan pasti dan teratur, menuntut sebuah konsistensi dan inilah semangatnya.
Menuju mimpi ini, dari FB – Blog – website – incorporation. Disinilah tumpuan awal, dan perusahaan menulis lah puncak perjuangan tertinggi. Obsesi teratur ini yang sekarang terkonsep di pikiran kami para kaizers. Dan ini akan segera terwujud, pelan tapi pasti.
Tulisan diatas adalah contoh kesederhanaan menulis, hanya dari sebuah kejadian suatu sore kita dapat membeberkanya dalam bentuk tulisan yang menarik. Nah, tunggu apalagi? Menulis itu mudah bukan? Segeralah menulis dan tunjukan kuliatas dan eksistensimu pada dunia melalui tulisan mu.